Kumpul

>> Jumat, Januari 30, 2009

Rapat pembentukan Dewan Alumni

Tampak dari kanan foto : Kang Yusuf Somantri (1998), Kang Arya (1998), Teh Lulu Yulianti (1998), dan yang paling bawah Kang Abdul Latif (2000). Foto ini diambil ketika rapat pembentukan dewan alumni di Villa Jonggol - Kab. Bogor, tapi sayang arsip rapatnya ketinggalan di angkot. Maklum Kang Yusuf suka lupa. Tapi rapat tetap berjalan dan dilanjutkan dengan acara jalan-jalan ke curug.

Bangun tidur..enak euy

Read more...

Bogor

Jalan-jalan ke Bogor bersama teman PT. Koyorad

Selepas hari raya Idhul Fitri tahun 2006 aku bersama beberapa teman PT. Koyorad menyambangi Kota Bogor tepatnya daerah Cibungblang untuk menikmati alam pegunungan. Disampingku itu bernama Syarif Hidayatullah (panggil : Dayat) dia anak Bogor Asli. Dan ada rekanku lagi yaitu, Abdul Rizam dan Ma'mun keduanya anak Bekasi tulen. Selepas aku bekerja dari PT. Koyorad tak tahu kemanarekan-rekanku itu...

Jalan malam menuju ke Gubuk derita

Singgah di warung sambil makan dan ngopi

Ection di Villa orang

Mandi ke Curug 1000 menikmati dinginnya air pancuran

Keren abizzzz......

Read more...

Saci

Foto Paskibra SMPN 1 Cikarang Barat

Al hamdulillah, saat itu aku melatih di SMPN 1 Cikarang Barat sejak tahun 2004 s/d 2007. Ketika itu lomba di SMAN 1 Tambun Selatan dan mendapatkan juara utama III. Sejak aku singgah di SACI perubahan sedikit-demi sedikit sudah kulakukan dan walhasil setiap event lomba Paskibra SACI mendapatkan juara. Mengingat kondisi badanku yang sering sakit-sakitan dengan sangat terpaksa harus kutinggalkan SACI untuk selama-lamanya dan menjadi kenangan dalam hidupku.

Read more...

Pelatih

>> Kamis, Januari 22, 2009

NASIHAT UNTUK SANG PELATIH
oleh : Arya


Beberapa tahun belakangan ini aku mulai gusar dengan aktifitas Pelatih dalam memberikan pembinaan kepada adik-adik Paskibra. Pasalnya mereka kurang begitu memperhatikan materi-materi ke-Paskibra-an. Yang mereka (pelatih) berikan hanyalah latihan baris-berbaris terus sementara teori dan materi yang lainnya jarang diberikan. Semenjak dominasi kegiatan perlombaan seperti Lomba Baris-Berbaris di Paskibra, eksistensi Paskibra di sekolah mulai menurun khususnya dalam bidang kegiatan latihan kepemimpinan. Kecenderungan pelatih Paskibra yang selalu mengedepankan prestasi menjadi sang juara dalam perlombaan membuat adik-adik Paskibra berorientasi bahwa Paskibra merupakan ajang untuk unjuk prestasi dibidang baris-berbaris.

Kekhawatiran itu pun semakin memumcak ketika aku bertanya pada beberapa orang adik-adik Paskibra di salah satu sekolah mengenai sejarah Paskibra. Sangat disayangkan sekali ketika pertanyaan yang aku lontarkan kepada mereka tak satupun yang dapat dijawabnya. Aku pun balik bertanya kenapa mereka tidak bisa menjawab, apakah pelatih mereka tidak pernah memberikan materi tentang sejarah Paskibra, "ya tidak pernah", itulah jawaban mereka polos. Aku khawatir sekali jika hal ini terus-menerus terjadi bagaimanakah masa depan Paskibra nantinya.

Hampir rata-rata teori atau materi tentang Paskibra sangat jarang sekali didapatkan seandainya pun didapat oleh adik-adik Paskibra itupun masih terbatas pada sejarah paskibraka dan sejarah bendera. Ruang lingkup pembahasannya pun tidak menyeluruh atau dibahas tuntas. Ternyata masih banyak materi-materi dari sejarah Paskibraka dan bendera yang belum tuntas dikupas. Dari situlah saya pun merasa ingin untuk mengumpulkan artikel-artikel Paskibra. Dan saya berharap kepada segenap senior atau aktifis Paskibra agar senantiasa mengarsipkan data-data tentang Paskibra dari manapun sumbernya dan jangan hanya bisa mengkritik tapi tak memberikan solusi.

Kedepannya saya berniat untuk membukukan artikel itu agar kelak dapat bermanfaat untuk adik-adik Paskibra. Dan saya juga berpesan kepada para pelatih agar memberikan contoh yang baik kepada adik-adik Paskibra. Mengingat belakangan ini juga sosok senior bukan lagi menjadi panutan yang baik. Tata kramanya sudah mulai pudar dan hal itu terlihat dari cara berpakaian mereka yang mengikuti style zaman dan bukan stylenya Paskibra. Tingkah laku dan cara mereka bertata krama sangat jauh dari harapan.

Saya juga berpesan kepada para pelatih Paskibra agar memberikan materi Paskibra dan materi keilmuan lainnya yang bermanfaat untuk masa depan adik-adik paskibra jangan hanya diajarkan baris-berbaris tapi keahlian mereka sangat nihil apalagi zaman globalisasi sangat membutuhkan pemuda yang memiliki skill yang mumpuni di berbagai bidang. Untuk itulah saya berpesan kepada para pelatih hendaknya jangan terlalu mendominasi latihan pakibra dengan latihan baris berbaris lagi, kini sudah saatnya disipi dengan materi kelimuan umum.

Read more...

Senior

Read more...

Ruh

HILANGNYA RUH SANG PASKIBRAKA



Matahari terus berputar seiring berputarnya jarum jam, tanpa henti dan terus berjalan. Ronda-roda kehidupan pun ikut berputar.

Read more...

Tata Krama

Pudarnya Tata Krama Paskibra
Oleh : Arya

Paskibra identik sekali dengan kedisiplinan, namun belakangan ini ciri khas yang sudah melekat puluhan tahun itu mulai pudar. Banyak prinsip-prinsip dasar yang mulai hilang seperti contoh cara berpakaian, cara mengenakan sepatu, cara mengenakan lencana keanggotaan, cara berjalan, cara bersikap, cara berbicara yang kesemuanya itu sudah diatur dalam pembinaan latihan Paskibra. Paskibra memang dapat dibilang eksklusif, karena dilihat dari style pakaiannya diharuskan rapi, mengenakan ikat pinggang hitam, kemeja dimasukan dan bersepatu hitam yang bersih dan mengkilap. Sayang sekali hal-hal yang positif seperti itu jarang sekali kita temukan dilingkungan Paskibra. Jika ada kegiatan kepaskibraan saja adat istiadat seperti itu dilaksanakan, itupun hanya sebagian kecil saja yang melaksanakan sisanya sebatas sepengtahuan mereka saja yang dicampuradukan dengan gaya modern seperti sekarang ini. Lalu untuk apa pendidikan yang sudah dibentuk selama latihan toh tidak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Padahal sikap-sikap positif seperti berpakaian rapih perlu dilestarikan karena hal itu mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang berpendidikan dan dihormati. Berbeda dengan orang-orang yang tidak berpakaian rapi akan terkesan berbeda. Dari situlah akan tercermin suatu pandangan dari orang lain, bahwa anggota Paskibra memang berbeda dan menjadi identitas special dari organisasi lainnya. Citra berpakaian rapi seperti yang sekarang ini sudah beralih arti.

Seharusnya kita sebagai anggota Paskibra peka terhadap lingkungan sekitar, dan sadar betul apa yang kita lakukan itu diperhatikan oleh orang lain. Orang lain akan mengatakan buruk apabila kita berperangai buruk begitupun sebaliknya. Paskibra akan dikatakan buruk bukan karena sistemnya yang buruk tetapi karena anggotanya yang tidak mau taat pada aturan sehingga melakukan hal-hal negatif sehingga nama baik Paskibra tercemar menjadi buruk. Citra itu penting karena menyangkut nama baik, oleh sebab itu sudah sepatutnya kita sebagai anggota menyadari betul tentang arti dan peran sebagai anggota maupun alumni Paskibra.

Kenapa Paskibra bisa maju pesat dari tahun 90-an sampai sekarang, banyak faktor yang membuat maju tetapi satu hal yang perlu digaris bawahi adalah citra yang melekat pada Paskibra itu sendiri, yaitu kediciplinan. Salah satu contoh kediciplinan itu sendiri adalah cara berpakaian atau berpenampilan yang sangat mencolok sekali dalam kehidupan sehari-hari sebagai indetitas Paskibra. Bila kita perhatikan secara seksama baik dalam lingkungan sekolah ataupun sewaktu ivent Paskibra sangat jarang sekali almamater Paskibra melekat pada diri/individu Paskibra. Sebagai contoh lencana keanggota yang wajib dikenakan oleh anggota baik itu kelas 1 ataupun kelas 2 dan kelas 3. Pada prinsipnya mereka sadar bahwa keharusan itu memang menjadi tanggung jawab moral tetapi pelaksanaanya tidak demikian. Malu menjadi kambing hitam alasan mereka tidak mengenakan.

Siapakah yang mencetus papan nama yang sering digunakan calon anggota Paskibra saat latihan, ya Paskibra itu sendiri. Tetapi sekarang hampir semua kegiatan ekstrakulikuler memakai cara -cara Paskibra seperti papan naman yang dikenakan didepan dada. Lalu kenapa anggota paskibra itu sendiri tidak memakainya. Apakah hal itu tidak baik atau perlu direformasi. Kalau memang papan nama itu harus diamandemen seperti undang-undang lalu apa penggantinya yang cocok. Selama ini toh papan nama itu dipakai setengah-setengah dalam arti tidak totalitas. Sekali lagi "malu" dijadikan kambing hitam untuk alasan yang klasik.

Justru ekschool disekolah-sekolah sudah menerapkan sistem Paskibra sementara Paskibra sendiri mulai menghilangkanya kenapa? Sebenarnya pola pikir kita yang harus diperbaiki bukan sistemnya yang harus dihilangkan, boleh dihilangkan tetapi harus ada penggantinya. Bukan berarti hilang tanpa jejak. Sebenarnya banyak manfaat yang dapat kita gali hanya dari papan nama, dengan adanya papan nama dapat mengenal satu-sama lain, dengan adanya papan nama lebih mengakrabkan calon-calon anggota paskibra yang baru. Adapun bila diganti dengan papan nama yang lain sebaiknya dipertimbangkan masak-masak baik dan buruknya, baru diambil satu kesepakatan. Tindak lantas meninggalkannya begitu saja.

PDH (Pakaian Dinas Harian) Pun Ikut Raib
Coba perhatikan Paskibra yang ada disekolah masing-masing, benarkan PDH itu masih menjadi pakaian kebesaran Paskibra disetiap kegiatannya? Ya, masih.

Kata masih itu masih harus dipertanyakan, benarkah masihnya itu 100% atau hanya ungkapan lisan belaka.

Saya sangat sedih sekali ketika melihat adik-adik Paskibra sekolah melaksanakan kegiatan Desa Bahagia, ketika itu mereka mengenakan PDH, khususnya bagi wanita. Bila melihat 10 tahun yang lalu ketika Paskibra dapat dibilang masih belum begitu berkembang seperti sekarang. Tampak sekali cara mengenakan PDH itu sama percis seperti tampak pada foto diatas. Begitupun bagi wanitanya tampak anggun, sedangkan bagi laki-lakinya tampak gagak dan tampan. Sekilas saya pun berfikir flasback membandingkan dengan masa lalu. Keadaannya bukan menjadi baik malah bertambah kacau dan tidak karuan.

Keadaannya ironis sekali dan sangat menyedihkan. Tata cara mereka mengenakan pakaian PDH sungguh tidak mencirikan Paskibra malah seperti siswa biasa. Hal itu tampak sekali dari Baju PDH yang kebesaran, atribut yang tidak lengkap seperti nama, LK, LA, Epolet dan monogram ataupun tanda kesatuan. Yang lebih kurang pantas untuk dilihat adalah tata cara mereka mengenakan dasi yang salah kaprah. Dasi yang mereka pakai tidak menempal pas di leher tetapi menggantung di bawah leher, sebagaimana siswa-siswa mengenakan dari sekolah. Mereka pun tidak merasa bangga ketika mengenakan PDH. Padahal jika PDH itu dikenakan dengan tata cara yang benar tentu akan nampak sekali seperti seorang Pilot Pesawat yang hendak tinggal landas membawa ratusan penumpang.

Di dalam acara latihan biasa atau sebut saja latihan rutin berapa orang yang mengenakan PDH, kebanyakan mereka hanya memakai PDL (Pakaian Dinas Latihan). Bukankah keaneka ragaman kostum diarena latihan akan menambah semangat junior-junior dan sekaligus memperkenalkan aneka macam pakaian Paskibra. Keadaan tersebut diperparah dengan kehadiran senior-senior yang serba senono saat berkunjung ke lapangan hanya dengan mengenakan sandal jepit. Bukankah kita diajurkan untuk rapi? Tetapi senior sendiri yang tidak mencontohkan, lalu kepada siapa nantinya mereka akan mencontoh kalau yang dicontoh tidak taat sama aturan. Memang keadaan sekarang sudah seperti itu dimana adat istiadat mulah runtuh bukan karena zaman tetapi karena internal individunya sendiri yang meruntuhkan sistem. Paskibra akan berjaya jika individu-individunya sadar akan aturan yang telah dibuatnya dan dilaksanakan dengan totalitas. Begitu pun sebaliknya kejayaan paskibra akan runtuh karena ulah dari dalamnya sendiri.

Yang besar hilang apalagi yang kecil-kecil
Sebagian dari kita merehkan dan bahkan menganggap enteng persoalan sehingga suatu saat terjadi permasalahan baru berbenah diri. Kurangnya sistem pengkaderan dan regenerasi keilmuan Paskibra dari senior ke junior semakin kurang, para pelatih lebih fokus kepada latihan untuk memperebutkan juara umum perlombaan baris-berbaris ketimbang memperhatikan organisasinya sendiri. Coba sekarang tanyakan kepada junior anda masing-masing, siapakah pendiri Paskibra, bagaimana sejarah Paskibra sekolah anda terbentuk, ceritakan sejarah bendera, dll. Mungkin anda sendiri tidak tahu.

Beberapa waktu lalu saya survey ke sekolah dan bertanya tentang seputar Paskibra kepada beberapa orang capasek, hampir semua pertanyaan seputar sejarah tidak bisa dijawab. Jadi selama mereka latihan teori-teori paskibra sama sekali tidak diperkenalkan. Mungkin juga disekolah anda sendiri sama? Lalu bagaimana mereka bisa berkembang dan mengetahui siapa induknya. Sementara mereka sendiri tidak pernah diperkenalkan kepada induknya? Selama ini sistem yang berjalan adalah hanya materi fisik seperti baris-berbaris saja.

Ada yang hilang dari sistem pembinaan paskibra sekarang. Dan itu harus segera diperbaiki. Jangan sampai menjadi senjata makan tuan. Mereka tidak punya identitas nantinya jikalau mereka sendiri tidak kenal apa itu Paskibra. Yang mereka tahu adalah hadap kanan, hadap kiri dan balik kanan.

Para pelatih hendaknya memperhatikan pola-pola latihan, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Paskibraka. Mungkin menurut sebagian pelatih tidak relefan dengan paskibra sekolah. Tetapi adat istiadat Paskibra mengenai pola patihan haruskah dihilangkan? Membawa roti, membawa air membawa handuk goodmorning, membawa topi, memakai kaos latihan, memakai sepatu warrior atau sejenisnya, mengenakan ikat pinggang hitam, datang harus tepat waktu dan tidak boleh terlambat, sebelum latihan apel dan sesudah latihan apel juga, selalu ada koreksi sebelum latihan, menyiapkan materi lagu bagi pelatih, adanya olahraga sebelum latihan, apakah masih ada sampai sekarang.

Mungkin kegiatan seperti itu sudah tidak relefan di zaman sekarang, lalu apakah ada solusi yang lebih baik? Apakah olahraga pagi itu tidak baik untuk kesehatan, apakah berdoa sebelum latiha itu tidak baik, apakah koreksi setiap awal latihan itu tidak baik, apakah memakai topi, membawa air, membawa roti itu tidak baik? Lalu apa solusi yang lebih baik dari itu? Rujak party sebelum latihankah? Datang semaunyakah? Tidak boleh dikoreksi sebelum latihankah? Makan lebih baik bebas di jalanankah? Apakah makan bersama itu tidak baik, justru akan menambah/menamamkan kebersamaan dan kekeluargaan. Apakah koreksi itu tidak relefan, justru agama Islam yang mulia menyuruh kita untuk saling nasehat-menasehati dalam kebenaran. lalu apa yang harus diganti?

Kita tidak pernah memahami pola-pola yang terkandung dalam aturan yang sudah dibuat itu, hanya saja kita ini inginnya bebas tanpa aturan dan tidak mau terikat dengan aturan. Loh kalau begitu kenapa ikut Paskibra? Bukankah kita tinggal di rumah pun ada aturannya, bukankah kita beragama juga ada aturannya, kalau tidak ingin aturan pindah saja ke negara yang tidak punya aturan. Dimanapun kita tinggal dan berada pasti ada aturan, mau atau tidak mau kita harus mau.

Pola pandang kita terlalu sempit untuk menilai pola latihan paskibra, dan kita tidak memfokuskan pada sisi positif dari pola latihan itu. Sehingga yang ada adalah bayang-bayang kesusahan, kebosanan, dan terkesan stagnan.

Read more...

Opini

MINIMNYA SEJARAH ADIK-ADIKKU
oleh : Arya

Jikalau kita tanyakan tentang sejarah Paskibraka kepada adik-adik Paskibraka baik disekolah maupun di tingkat Kabupaten ternyata masih kita dapati adik-adik paskibraka yang tidak mengetahui siapa Bapak Paskibraka dan sejarah terbentuknya Paskibraka. Sangat disayangkan sekali jika adik-adik kita sekarang ini tidak mengetahui siapa tokoh-tokoh pendiri Paskibraka. Satu demi satu tokoh-tokoh pendiri itu pun mulai meninggalkan kita semua, sedangkan adik-adik kita tak mengetahui siapa mereka itu. Mungkin kita terlalu sibuk memperhatikan baris-berbaris sehingga melupakan sejarah yang amat penting bagi kita semua.

Bila ada pun pengenalan tentang sejarah paskibraka tidak diberikan oleh orang yang mumpuni dalam arti kurang menjiwai tentang sejarah Paskibraka atau metode penyampaiannya kurang tepat sehingga materi yang disampaikan kurang efektif, jadi materi yang disampaikan hanyalah angin lalu.

Mungkin kita hanya peduli pada latihan fisik saja tanpa mempedulikan materi-materi kepaskibrakaan, namun demikian hendaklah salah satu dari kita mempelajari sejarah Paskibraka yang nantikan disampaikan kepada adik-adik. Jangan semua sibuk mengurusi masalah lapangan saja. padahal masih banyak yang kita lakukan untuk memperjuangkan Paskibraka khususnya adik-adik paskibraka.

Sebagai senior tentu kita pun pernah merasakan menjadi junior sekaranglah saatnya kita memperhatikan adik-adik kita itu dengan memberikan sumbangsih yang amat berharga. Tidak mesti kita harus turun kelapangan dan berpanas-panasan dengan mereka, apa yang dapat kita berikan saat ini berikanlah.

Dan jangan pernah kita merasa bangga karena sudah pernah memberikan sesuatu kepada adik-adik kita anggaplah itu semua sebagai amal di hari akhir nanti. Ataupun merasa sakit hati ketika sesuatu yang kita berikan itu ditolak oleh adik-adik kita bukan berarti mereka tidak membutuhkan namun suatu waktu pasti mereka membutuhkan, teruslah berkarya untuk paskibraka dan jangan pernah merasa bosan.

Selama ini penyampaian matri-materi Paskibraka dilakukan pada waktu-waktu yang sempit seperti saat diklatsar atau desa bahagia yang waktunya tidak maksimal dan kondisi yang kurang tepat. Begitu pun metode penyampaiannya yang masih menggunakan model ceramah.

Metode ceramah dan diskusi itu amat baik digunakan dalam penyampaian tentang materi-materi paskibraka karena didalamnya terjalin hubungan interaktif antara pemberi materi (mentor) dengan author. Agar penyampaian materi lebih mengena kepada subjeknya diperlukan media. Salah satunya adalah rekaman video atau foto digital yang ditampilan dalam bentuk slideshow pada projektor.

Adapun berkas-berkas materi yang akan disampaikan kepada adik-adik paskibraka sangat jarang bahkan nyaris tidak ada. Lalu materi yang disampaikan pun terkadang ala kadarnya yang notabene tidak bersumber yang pasti. Begitulah pola pemberian materi untuk adik-adik paskibraka yang terjadi. Begitu juga yang memberi materi terkadang kurang siap dengan materi yang akan disampaikan.

Mungkin ini perlu pembenahan dan adanya kerja keras dari orang-orang yang masih mempunyai kepedulian terhadap peningkatan pengetahuan adik-adik paskibraka. Bukan hanya berteriak-teriak atau marah-marah dengan alasan yang klasik tapi sekarang saatnya kita semua peduli dengan action bukan omong kosong. Nyatakan dengan bukti dan bukan janji. Paskibraka sejati selalu peduli dan bukan mengumbar janji tapi bukti.

Read more...

Utama

>> Rabu, Januari 14, 2009

Welcome to Blog Kang Arya
www.clotehkangarya.blogspot.com
aryasuta99@gmail.com


Disinilah tempat berekspresi dan mencurahkan isi hati gw tanpa beban.


Read more...

cloteh

Hii...
Nama gw Ade Sutarya biasa dipangil Arya. Lahir di Cikarang pada tanggal 23 Mei 1982. Gw sekolah di SDN Cabang III (sekarang SDN Karang Asih 14) lalu melanjutkan ke SMPN 2 Cikarang Utara (sekarang SMPN 3 Cikarang Utara) setelah itu melanjutkan ke SMAN 1 Cikarang Utara terus gw kuliah di STAI H. Agus Salim angkatan pertama, sayang gw ga terusin dan ngundurin diri karena berbagai hal.

Sejak SMP gw senang dengan Paskibra sampai sekarang pun demikian. Hari ini gw cuma ingin berceloteh tentang diri dan lingkungan gw. Bercerita bersama lantunan musik yang mendayu-dayu. Menerawang jauh menelusuri pikiran bawah sadar gw.

Perlahan dan pasti, jari-jemari gw hentakan dan gw tekan pada sebuah tombol keyboard, sorotan mata gw yang tajam memandangi layar monitor. Yang gw pikirkan saat itu adalah sebuah memori kehidupan gw kacau.

Hari ini gw rasakan kegetiran dalam hidup dan tak mampu merasakan sebuah arti kehidupan, hanya cinta dan kasih sayang yang gw miliki. Hari ini gw ingin berbagi cerita dan berceloteh, itu saja dan tak banyak yang gw ingin. Lantunan suara biola yang gw dengar lewat speaker aktif yang terhubung ke PC seakan membawa pada dunia yang tak berpenghuni. Hujan yang rintik-rintik dan dinginnya sore itu memberikan sebuah inspirasi menata dan merangkai kata demi kata sampai menjadi sebuah kalimat sebagai ungkapan isi hati yang tak tentu arah.

Read more...

About This Blog

About This Blog

  © Blogger templates Palm by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP